Senin, 11 Februari 2013

prilaku masyarakan dalam perubahan sosial budaya

Perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di Era Globa

Perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di Era Global

  1. Perbedaan masyarakat agraris dan modern:
Masyarakat Indonesia berada dalam masa transisi dari masyarakat yang bercirikan agraris (pertanian) ke arah masyarakat yang modernis. Hal ini ditandai dengan perkembangan IPTEK yang pesat.
Perkembangan IPTEK dapat membantu pekerjaan manusia menjadi lebih cepat, namun juga menimbulkan pengangguran karena tenaga kerja manusia digantikan oleh mesin-mesin yang canggih. Selain itu perkembangan IPTEK juga berdampak pada perubahan sikap masyarakat. Untuk memahami karakter masyarakat agraris dan modernis perhatikan tabel dibawah ini:
Karakter masyarakat Agraris
Karakter masyarakat Modernis
1.Terikat pada kuatnya norma dalam sistem kekerabatan
1.Mengendurkan norma dalam sistem kekerabatan
2.Hidup dalam dunia yang tertutup, menggantungkan pada nasib
2.Pola kehidupan lebih terbuka, nasib dapat berubah
3.Takut pada masuknya hal-hal baru
3.Hal-hal baru dipandang sebagai sesuatu yang menantang
4.Alam dipandang sebagai hal yang dahsyat dan manusia tunduk padanya
4.Alam dipandang sebagai hal yang perlu dikuasai
5.Hidup berorintasi pada masa lalu
5.Hidup berorientasi pada masa kini dan masa depan
6.Gaya hidup pasif dan fatalistis
6.Gaya hidup aktif dan inovatif
7.Mobilitas masyarakat rendah
7.Mobilitas masyarakat  tinggi


  1. Masyarakat Indonesia dalam transisi:
Masyarakat dalam masa transisi, memiliki konsekuensi antara lain kurang paham akan kebudayaan asing yang akhirnya menimbulkan kerancuan, antara  lain:

  1. Gegar budaya (cultural shock), yaitu keterkejutan terhadap hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah ada dan yang tiba-tiba hadir sehingga menimbulkan reaksi ektrim, seperti marah, kesal, tidak berdaya, atau sebaliknya memuja-muja atau mengagung-agungkan budaya asing tertentu.
  2. Kebingungan dalam membedakan budaya asing yang positif (yang memperkaya khasanah dan wawasan budaya kita) dan negatif (yang dapat mengancam budaya kita lewat infiltrasi ayau erosi budaya).
  3. Kesenjangan budaya (cultural adjusment), ketidakseimbangan dimensi fisik, dan ideal kebudayaan.

Bentuk-bentuk Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya:

  1. Modernisasi: suatu proses perubahan dari sistem masyarakat tradisional menuju suatu sistem yang lebih maju dan mutakhir dalam berbagai kajian kehidupan.
  2. Westernisasi: proses pembaratan, pengambilalihan atau peniruan budaya barat. Segala tata cara kehidupan berkiblat ke dunia barat dan proses pengambilan atau peniruannya langsung, tanpa ada seleksi atau penyesuaian dengan budaya setempat.
  3. Globalisasi: proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.

Di Indonesia terdapat beberapa komunitas adat yang arif dalam menyikapi derasnya arus globalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Komunitas tersebut sangat hati-hati dalam menyeleksi pengaruh dari luar, sebab mereka sadar pengaruh dari luar dapat ,erusak sistem kehidupannya. Komunitas adat tersebut antara lain orang Baduy (Banten Selatan), orang Samin (Klapandhuwur, Blora), orang Donggo (pedalaman Sumbawa Timur), dan orang Togutil (Halmahera Utara)

Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi berbeda dengan westernisasi. Modernisasi merupakan suatu bentuk proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju, sedangkan westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu
masyarakat atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara Barat
yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya.
Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Proses globalisasi di dukung oleh adanya saluran-saluran seperti saluran pergaulan, saluran teknologi, dan saluran  ekonomi.

  1. Mengembangkan sikap kritis terhadap Perubahan Sosial Budaya
Sikap kritis dalam menyikapi dalam menyikapi perubahan sosial budaya diperlukan agar kita tetap memiliki identitas diri sebagai masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa sikap kritis yang dapat dikembangkan:

  1. Selektif terhadap pengaruh-pengaruh asing, dengan menghindari pengaruh-pengaruh asing, dengan menghindari pengaruh asing, dengan menghindari pengaruh negatif dan mengembangkan pengaruh positif. Misalnya, kita mengikuti kemajuan teknologi dari negara-negara maju meningkatkan ilmu pengetahuan.
  2. Memiliki motivasi yang kuat untuk selalu mengikuti berita lokal, nasional, maupun internasional sehingga dapat menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi suatu perubahan yang terjadi.
  3. Memiliki pandangan dan sikap sendiri (tidak ikut-ikutan) orang lain dalam menghadapi suatu perubahan sosial budaya.
  4. Memiliki minat, perhatian, dan berperan aktif di dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
  5. Memiliki inisiatif yang tinggi, dengan selalu berusaha untuk mengubah situasi dan kondisi yang sudah tidak sesuai lagi dengan cakrawala baru.
  6. Memiliki banyak kreasi atau kreatif dalam menyelesaikan suatu persoalan atau untuk mengatasi suatu rintangan. Ini berarti kita harus memiliki banyak ide, memahami situasi dan selalu mencoba

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar